Eksodus Bontang FC Terproteksi
Ambisi Jakarta FC 1928 yang berkompetisi di Liga Primer Indonesia (LPI) untuk merekrut Cornelius S Geddy dari Bontang FC (BFC) sepertinya susah terealisasi. Pasalnya manajemen The Red Equator –julukan BFC- menawarkan permintaan sulit. Bukan hanya untuk kasus Geddy, namun bagi pemain BFC yang diincar klub lainnya.Syarat yang diajukan manajemen BFC tergolong sulit direalisasikan klub yang akan meminang pemainnya. Termasuk yang terjadi pada Geddy. Setelah manajemen BFC membalas surat pengajuan dari Jakarta FC 1928 terkait permintaan melepas Geddy, hingga kini belum ada surat balasan yang menyatakan kesanggupan klub Ibu Kota itu.
Poin terberat yang mungkin menjadikan Jakarta FC 1928 berpikir ulang adalah, karena mereka harus memenuhi ketentuan transfer dan menebus sisa kontrak Geddy di BFC, serta membayar keterlambatan pembayaran gaji selama 4 bulan tersisa, terhitung Maret hingga Juli 2011. Hal itu dikatakan Manajer BFC Andi Satya Adi Saputra.
“Padalah Selama ini mereka (Jakarta FC, Red.) yang mendesak terus untuk meminta Geddy. Lewat surat maupun telepon. Tapi sejak kami kirimi surat balasan, mereka tidak menelepon lagi. Geddy tetap bermain dan masih milik Bontang FC,” katanya kepada Kaltim Post.
Saat ini posisi Geddy cukup dilematis. Di satu sisi dia terikat kontrak di BFC hingga juli 2011. Sedangkan dia juga tidak bisa membantah komando atasannya karena statusnya adalah prajurit TNI AU. Memang rencana kepindahan Geddy ke Jakarta FC 1928, juga karena adanya campur tangan korps-nya. Namun menurut And Satya, persoalan kepindahan pemain ini adalah urusan profesional, yang semua penyelesainnya juga secara profesional.
Selain itu, Andi Satya, yang juga akrab disapa Andi Adi, memberikan satu gambaran risiko yang akan diterima Geddy jika bermain di LPI. Andi Adi merujuk pada surat jawaban advis dari BLI No.0372/A-08/BLI-3.1/II/2011 yang menegaskan bahwa apabila seorang pemain bermain di kompetisi yang tidak diakui oleh PSSI, maka kepada yang bersangkutan akan dikenakan sanksi oleh PSSI yang ditegaskan melalui surat nomor 3376/UDN/1916/XII-2011 tertanggal 16 Desember 2010 perihal LPI.
“Kami sudah beritahu karena ini terkait nasib dan masa depan dia dalam sepak bola,” ujar Andi Adi. “Hal ini tidak hanya berlaku pada Geddy. Syarat seperti itu juga akan kami berlakukan kepada pemain lain di tim kami yang diminati oleh klub lain,” imbuhnya.
Geddy senidiri mengaku berat untuk meninggalkan Bontang. Meskipun mengalami persoalan finansial, Geddy mengaku sudah betah dengan suasana Bontang. Penonton yang sangat bersahabat. Kota yang aman dan lebih kondusif. Tidak adanya keributan suporter, menjadikannya nyaman berada di Kota Taman. “Siapapun yang main di sini merasa aman, termasuk suporter tim tamu,” sebut Geddy beberapa waktu lalu.
“Di sini (BFC, Red.) tidak ada pembedaan. Semua pemain sama, baik di luar maupun di dalam lapangan. Itu yang membuat saya senang di sini, pemain saling memberikan perhatian,” imbunya. (adc/obi2/kaltimpost)
0 komentar:
Posting Komentar